Dewasa ini perkembangan teknologi
dan perkembangan informasi bergerak senada. Kita berada pada era modern dimana
teknologi menjadi poros utama suatu kehiduapan dan informasi. Saya dapat
mengatakan seperti itu karena saya melihat dimana manusia sekarang bisa
dikatakan addicted bahkan dengan
berlebihannya dikatakan “tidak dapat hidup tanpa handphone ataupun gadget yang lain”. Ketergantungan ini
datang dari perasaan terlalu puas karena kebutuhannya telah terpenuhi , dalam
komunikasi dapat disangkutkan dengan teori kegunaan dan gratifikasi atau uses and gratification theory dimana pengguna
atau audiens dianggap aktif untuk memilih media maupun informasi untuk memenuhi
kebutuhan dan memperoleh kepuasan.
Teknologi yang berkembang
memunculkan internet sebagai saluran menuju dunia baru yang mengakibatkan ilmu
komunikasi meluaskan kajiannya yaitu yang sering disebut media baru atau new media. New media menjadi primadona
saat ini khususnya remaja , dengan menggunakan gadget yang terhubung dengan internet , maka semua mudah untuk
didapatkan. Tidak hanya informasi yang dapat diakses melalui portal media
seperti detik.com sehingga berita dapat
dengan mudah terupdate dan disebar luaskan , tetapi juga dengan munculnya banyak
jejaring pertemanan yang memunculkan
dunia maya bagi penggunanya.
Jejaring
pertemanan yang sedang booming yaitu facebook, twitter , path ,
ask.me dan masih banyak lagi. Dimana pengguna dapat muncul sebagai seseorang
yang berbeda dengan kepribadiannya, sebagai contoh di dunia nyata ia dikenal
sebagai pribadi yang lemah lembut dan pendiam , namun di dunia maya ia dapat
berubah menjadi pribadi yang cerewet , suka mengeluh dan agresif. Hal ini dapat
dikarenakan saat pengguna berada di dunia maya , ia mendapatkan kenyamanan yang
berbeda dibandingkan saat berinteraksi di dunia nyata , mungkin ia canggung
ataupun memiliki background
pengalaman yang membuatnya tidak dapat mengeluarkan kepribadian aslinya.
Jejaring pertemanan dapat dikatakan memiliki banyak manfaat diantaranya dapat
memudahkan kita berinteraksi dengan orang lain tanpa mengenal dimensi jarak dan
waktu . Namun juga dapat mengakibatkan banyak kerugian dan masalah, seperti
terjadinya efek candu untuk terus berada pada dunia ini , sehingga dapat
dikatakan ia kehilangan dunia nyatanya dimana ia jadi anti-sosial (ansos),
tidak pernah berinteraksi dengan dunia luar ataupun teman-teman di dunia nyata
, jarang keluar rumah dan banyak lagi.
Pada dunia maya pengguna dapat
bercerita melalui tweet , wall , status dan lain sebagainya untuk
mengekspresikan perasaannya. Hal ini memang dapat memudahkan pengguna yang lain
untuk mengetahui perasaan maupun aktifitas yang dilakukan , tetapi dengan
“kebebasan berceloteh” dapat berbuntut pada masalah yang berkepanjangan seperti
penculikan , drop out dari sekolah bahkan
pembunuhan. Hal ini dapat dikarenakan tersinggung atas celotehnya di dunia maya
atau karena alasan yang lain seperti pada studi kasus berikut ini.
Studi kasus:
Hermawan
Nyaris Tewas karena Status Facebook
Merdeka.com - Warga
Kelurahan Limba B, Kota Gorontalo, Hermawan Botutihe, nyaris tewas karena
statusnya di media sosialFacebook (FB).
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kota Tengah, Kota Gorontalo AKP Sigit Prihanto, Selasa (25/3), mengatakan Hermawan Botutihe dalam statusnya di media sosial tersebut diduga merugikan nama orang lain yakni, YB alias Oyin.
Di Facebook, Hermawan menyebut Oyin tidak berguna karena hanya mengandalkan kedua orang tua saja dalam kehidupannya.
"Merasa tersinggung, Oyin mendatangi Hermawan, ingin konfirmasi terkait dengan status tersebut," kata Sigit.
Sigit menambahkan, pertemuan antara Oyin dan Hermawan pun berubah dari adu mulut hingga kemudian terjadilah penikaman oleh salah satu di antara mereka.
Oyin menikam Hermawan hingga mengalami luka 6 jahitan di pelipis mata dan dua jahitan lagi di bagian punggung.
"Akibat kejadian ini, tersangka atau Oyin kita jerat dengan pasal 35 ayat 2 KUHP, dengan hukuman maksimal 5 tahun," kata Sigit.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kota Tengah, Kota Gorontalo AKP Sigit Prihanto, Selasa (25/3), mengatakan Hermawan Botutihe dalam statusnya di media sosial tersebut diduga merugikan nama orang lain yakni, YB alias Oyin.
Di Facebook, Hermawan menyebut Oyin tidak berguna karena hanya mengandalkan kedua orang tua saja dalam kehidupannya.
"Merasa tersinggung, Oyin mendatangi Hermawan, ingin konfirmasi terkait dengan status tersebut," kata Sigit.
Sigit menambahkan, pertemuan antara Oyin dan Hermawan pun berubah dari adu mulut hingga kemudian terjadilah penikaman oleh salah satu di antara mereka.
Oyin menikam Hermawan hingga mengalami luka 6 jahitan di pelipis mata dan dua jahitan lagi di bagian punggung.
"Akibat kejadian ini, tersangka atau Oyin kita jerat dengan pasal 35 ayat 2 KUHP, dengan hukuman maksimal 5 tahun," kata Sigit.
Hal seperti di
atas harusnya tidak akan terjadi apabila perkembangan teknologi di imbangi
dengan perkembangan SDM , sehingga pengguna dapat mengakses dan menggunakan
teknologi yang ada dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Dengan adanya
kesadaran untuk bertanggung jawab dari pengguna maka dapat diminimalisir
kesalahpahaman , sindiran , bahkan sampai penipuan seperti yang akhir-akhir ini
marak terjadi di masyarakat. Gunakanlah teknologi yang ada sesuai dengan
kegunaan dan kebutuhannya karena sesuatu yang berlebihan tak akan pernah
berakhir baik , seperti terlalu sering check-in path atau curhat di dalam
tweetnya.
Kata candu ini
datang dari uses and gratification theory
karena audiens yang dianggap aktif dapat memilih media dan informasi yang
ingin digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada kasus ini audiens yang aktif
adalah pengguna yang memilih menggunakan jejaring pertemanannya untuk memenuhi kebutuhannya
, baik informasi maupun aktualisasi diri di tengah pertemanannya karena
seringkali apabila tidak memiliki akun jejaring pertemanan maka dianggap tidak
gaul atau tidak update. Paradigma ini yang akhirnya mendorong audiens untuk
menjadi pengguna dan menjadikan hal ini sebagai kebutuhannya , selayaknya
manusia pengguna pasti berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Dari proses
pemenuhan kebutuhan pengguna ini yang akhirnya timbullah kepuasan dalam
berbagai aspek yang mengakibatkan kebutuhan itu menjadi suatu keharusan dan
mengakibatkan efek candu. Dari sini dapat saya simpulkan bahwa seharusnya kita
sebagai audiens yang dianggap aktif harus menggunakan haknya untuk benar-benar
menjadi “aktif” untuk selektif memilih dan menggunakan media , sehingga
diharapkan dapat mengurangi frekuensi candu tadi. Karena masih banyak hal yang
dapat kita lakukan pada dunia nyata dibandingkan terikat pada dunia maya , seperti
pada namanya “dunia maya” yang artinya semua yang ada pada dunia disitu maya
atau tidak nyata , termasuk teman maya.
Sumber:
Merdeka.com
http://www.merdeka.com/peristiwa/hermawan-nyaris-tewas-karena-status-facebook.html
oleh Henny Rachma Sari diakses pada 26 Maret 2014